Ini adalah pertama kali kami menginjakkan kaki di kota tua Bandung. Dulu pernah datang ke sni bersama rombongan teman-teman seangkatan jurdik Akuntansi FPIPS IKIP Yogyakarta, di tahun 90an, kala itu. Ternyata suasana dan panorama keindahan kota Bandung semakin ciamik. Kepadatan kota Bandung semakin nampak disela-sela perjalanan kami dari atas kereta api Lodaya. Pertma kali kami turun di stasiun utama kota Bandung kami agak sedikit bingung. Maklum ini baru pertama kali. Kuncinya kami hanya mengikuti arus ke mana para penumpang kereta bergerak.
Dan ternyata untuk menuju ke pintu keluar stasiun jarus melalui jalan memutar, naik ke atas via lift dan turun kembali via lift pula. Sangat mengasyikan. Belum ada pikirian mau ke mana kami akan pergi. Mengingat waktu itu hari sudah sore sekita pukul 15.30 WIB sampai kota Bandung, dan kami sudah memesan penginapan ala kadarnya via aplikasi. Rencana awal dari stasiun kami akan jalan kaki menuju penginapan, mengingat penginapan yang kami pesan hanya seputaran stasiun.
Di pintu stasiun kami sudah
ditawari banyak jasa angkutan utamanya dari taksi, yang siap mengantar
kemanapun kami pergi, tentunya dengan harga tertentu. Kami tidak menghiraukan
sama sekali, lha wong kami dah berniat untuk jalan kaki. Namun tanpa
disangka-sangka habis dari pintu stasiun ada seorang bapak-bapak paruh baya
menawarkan jasanya untuk siap antar sampai ke penginapan dengan harga cukup Rp
25.000,- dua orang. Pikiran kami langsung berubah ...kok murah banget dan
akhirnya lkami ambilah itu transportasi.
Setelah barang-barang kami
turunkan di penginapan kami langsung mandi dan sholat Ashar (walaupun agak
terlambat). Selanjutnya kami akan menelusuri sebagian dari spot menarik di kota
Bandung. Rencana yang akan kami tuju adalah Masjid Al Jabbar, dan menikmati Alun-Alun
Bandung dan Braga, yang konon disebut sebagai Malioboronya Kota Bandung.
Dari penginapan kami, D’Sovia Hotel di pusat kota Bandung sampai dengan Masjid Al Jabbar ternyata masih cukup jauh. Namun no problem semua kami nikmati sambil melihat suasana kota Bandung di sore dan malam hari. Selama perjalanan menuju ke Masjid Al Jabbar kami menyempatkan makan di kaki lima atau street food nya kota Bandung, ayam goreng. Harga lumayan terjangkau lah gaess....
Setelah sekitar satu setengah
jam perjalanan dari pusat kta Bandung, maka tibalah di Masjid Al Jabbar
Bandung. Lokasi masjid sangat luas dengan nuansa bangunan bergaya arsitektur
timur tengah. Konon masjid tersebut diarsiteki oleh Gubernur Jawa Barat Bpk Ridwan
Kamil. Bangunan masjid dikelilingi oleh kolam yang sangat luas, sehingga bila
sepintas dilihat Masjid seperti berada di tengah-tengah danau. Hingga saat ini
Masjid Al Jabbar ini ramai dikunjungi oleh para wisatawan khusunya wisata
religi sambil menikmati kemegahan masjid yang sedang viral ini.
Tiba di masjid jelas sudah
malam, menjelang Isya, sehingga kami menyempatkan untuk sholat isya berjamaah
di masjid ini. Jamaah sangat luar biasa padatnya, khusuny oleh para pengunjung.
Untuk kenyamanan sobat semua, sebaiknya sobat semua jangan lupa membawa plastik
atau tas tempat menaruh sandal atau sepatu, agar tidak tertukar.
Selanjutnya jangan lupa sobat
semua mencoba kuliner malam di kota Bandung. Di sepanjang jalan braga para
pedagang makanan dan minuman ramai menjajakan barang dagangannya, menambah kota
Bandung semakin hiruk pikuk, inad dan ciamik untuk dinikmati.
Tertarik untu eksplore Kota
Bandung.... Anda TIDAK Salah... segeralah...yuukkk....!!!!!!!
Related Post:
- Sensasi KA Lodaya Wates Bandung
- Kabut Kintamani Bali
- Udah Tahu gaess... telaga Cebong??
- Bagaimana Road Trip Kita Aman??
- Pesona Wadaslindan & Taman Padegolan
- Tol Kayangan... Ciamik Habiizz
Tidak ada komentar:
Posting Komentar